PENGINDEKSAN SUBJEK
I. ANALISIS SUBJEK
Pengindeksan subjek adalah kegiatan melakukan identifikasi tentang subjek atau
pokok persoalan yang dibahas dalam suatu bahan pustaka. Dalam pengertian umum
orang menyebut pengindeksan subjek dengan istilah klasifikasi. Klasifikasi
merupakan bagian kegiatan manusia yang membantu manusia menyusun pikiran dan
kesan yang semula tidak teratur menjadi teratur.
Klasifikasi di perpustakaan juga dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat
pemakai dalam memilih dan mendapatkan buku-buku yang diperlukan secara cepat
dan tepat. Dalam melakukan klasifikasi bahan pustaka, tahap pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan analisis subjek yaitu untuk mengetahui mengenai apa
atau tentang apa bahan pustaka tersebut. Kegiatan analisis subjek ini merupakan
hal yang sangat penting dan memerlukan kemampuan intelektual, karena disinilah
ditentukan pada subjek apa suatu bahan pustaka ditempatkan. Untuk melaksanakan
kegiatan analisis subjek ini ada dua hal yang perlu dikenali atau dipahami
tentang suatu bahan pustaka, yaitu jenis konsep dan jenis subjek.
Ada tiga jenis konsep yaitu:
1.
Disiplin ilmu yang terdiri displin fundamental dan sub-displin
2. Fenomena,
yang menjadi fenomena dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: (1)
objek konkret, dan (2) objek abstrak.
Fenomena merupakan perwujudan faset-(faset)
displin terkait. Karena itu terhadap fenomena perlu diadakan analisis faset.
Menurut Ranganathan ada 5 (lima) faset mendasar yang dikenal dengan akronim
PMEST, yaitu:
P = Personality (wujud,
meliputi jenis, produk, atau tujuan)
M = Matter (bahan
atau material)
E = Energy (kegiatan
atau masalah)
S = Space (tempat
geografis)
T = Time (waktu)
3. Bentuk
Bentuk ialah cara bagaimana suatu subjek
disajikan. Dalam hal ini ada tiga jenis konsep bentuk, yaitu: (1) bentuk fisik,
(2) bentuk penyajian, (3) bentuk intelektual.
Dalam kegiatan analisis subjek, secara umum
bahan pustaka terbagi dalam bermacam-macam jenis subjek. Secara umum yang dapat
dikelompokkan dalam 4 (empat) kelompok, yaitu (1) subjek dasar, (2) subjek
sederhana, (3) subjek majemuk, (4) subjek kompleks.
Dalam subjek kompleks terdapat 4 fase yaitu: (1) fase bias, 9@) fase pengaruh,
(3) fase alat, (4) fase perbandingan.
Untuk menterjemahkan hasil analisis subjek kompleks ke dalam bahasa indeks,
adakalanya sistem bahasa indeks tersebut dapat menampung subjek yang kompleks
tersebut, misalnya sistem klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification),
tetapi ada juga sistem bahasa indeks yang harus memilih salah satu dari
beberapa subjek tersebut, misalnya pada bagian klasifikasi DDC ( Dewey Decimal
Classification).
Dengan mengenali jenis subjek dan jenis konsep di atas, maka dalam menentukan
suatu bahan pustaka dapat diperoleh suatu urutan yang tertentu, yaitu: DISIPLIN
ILMU/FENOMENA/BENTUK.
Kegiatan selanjutnya adalah subjek tersebut diterjemahkan ke dalam suatu kode
atau bahasa indeks tertentu. Bahasa indeks merupakan bahasa terawasi
(controlled langue), sedangkan hasil dari analisis subjek disebut dengan bahasa
alamiah (natural langue). Kegiatan menerjemahkan ini merupakan deskripsi indeks
untuk bahan pustaka tersebut. Ada beberapa sistem bahasa indeks, yaitu (1)
Daftar tajuk subjek, (2) Thesaurus, (3) Skema klasifikasi.
0 komentar:
Posting Komentar